Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) dan DinarStandard meluncurkan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 pada Senin, 14 Maret 2022.
Laporan ini menyoroti peluang perdagangan dan investasi yang saat ini sedang digalakkan oleh Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui kerjasama luar negeri, utamanya melalui halal produk and services.
Acara yang digelar secara Hybrid dari Paviliun Indonesia di Dubai Expo ini didahului dengan seminar online (Webinar) yang dimoderatori oleh Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Dr. Sapta Nirwandar.
Hadir sejumlah narasumber antara lain Deputy Governor of Bank Indonesia Juda Agung sebagai keynote speaker. Sementara Consul General Indonesia in Duba-UAE, Chandra Negara hadir memberikam closing remark.
Selain itu, hadir pula Rafi-uddin Shikoh selaku CEO and Managing Director of Dinarstandar, Arief Hartaman selaku Head of Sharia Economic and Finance Department of Bank Indonesia.
Kemudian hadir juga sebagai speakers adalah Luthfi Husin selaku Corporate Affairs Director of PT Lulu Group Retail serta Ali Charisma selaku Chairman of Indonesian Fashion Chamber.
Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Dr. Sapta Nirwandar dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia yang secara konsisten mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan sharia atau ekonomi halal di Indonesia.
“Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah berkolaborasi bersama IHLC dan DinarStandar menyelenggarakan acara strategis ini,” kata mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini seperti dikutip media ini, Rabu (14/3/22).
Selaku Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta menyampaikan forum Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 ini penting dan menarik sebab membahas secara khusus dan mendalam mengenai peluang Indonesia dalam industri halal.
“Forum Indonesia Halal Market Report ini sangat menarik dan penting karena membahas bussines oportunity atau peluang bisnis bagi pelaku bisnis di Indonesia yang bergerak di industri halal ini,” kata Sapta.
Mantan Sekretaris Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang saat ini juga sebagai Chairman Indonesia Tourism Forum ini menuturkan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 memaparkan hasil temuan di lapangan yang merupakan hasil kolaborasi Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Indonesia Halal Lifestyle Center dan DinarStandard.
Menurutnya, acara yang digelar dalam bahasa Inggris ini sejalan dengan visi Indonesia Maju dalam kepemimpianan Presiden Joko Widodo-Ma`aruf Amin 2019-2024.
“Acara ini sejalan dengan visi Indonesia maju Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Maaruf Amin 2019-2024. Bahwa Indonesia akan menjadi pusat dan pemimpin industri halal dunia untuk pasar global,” paparnya.
Sebagaimana dikutip dari pengantar laporan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022, Sapta menyampaikan bahwa ekonomi halal telah dilihat sebagai suatu mesin penting dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bagi pencapaian visi Indonesia Maju.
“Menyongsong visi ini, Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sangat mendukung berbagai kebijakan-kebijakan untuk menjadikan Indonesia siap menjadi poros global bagi Ekonomi Islami di 2024,” ungkap Sapta dalam pengatarnya.
Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) bersama dengan DinarStandard (dengan keahliannya dalam ekonomi halal global) dengan rendah hati menyajikan Laporan Pasar Halal Indonesia 2021/2022 yang memberikan kesimpulan-kesimpulan yang dapat dijalankan mengenai peluang-peluang perdagangan dan investasi ekonomi halal Indonesia bagi korporasi serta investor nasional dan global.
“Kami terilhami untuk melihat para wiraswastawan muda Indonesia, para pemimpin industri serta kepemimpinan pemerintah seiring sejalan menuju pewujudan potensi peluang ini. Sementara kami mengemukakan fakta, angka-angka serta strategi-strategi praktis di dalam laporan ini, nilai-nilai yang mendasari ekonomi sharia dan pembiayaan yang setara dan yang menjadi jangkar bagi konsumsi produk dan jasa halal (taat hukum) dan tayyib (sehat, berkelanjutan) lah yang merupakan tren sosial-ekonomi mengggairahkan kita menjadi bagian darinya,” kata Sapta.
Seperti dikemukakan laporan ini, lanjutnya, Indonesia memiliki potensi untuk mewujudkan nilai ekonomi yang besar sekali, mengingat kedudukannya sebagai pasar konsumen ekonomi halal terbesar dengan basis produksi yang kompetitif.
“Pada saat yang sama, Indonesia juga bisa berperan sebagai ekonomi panutan bagi negara-negara lain di dunia melalui kebijakan-kebijakan ekonomi sharia dengan tanggung-jawab sosialnya dan dengan menempatkan merek-merek halalnya sebagai juara-juara global,” tutupnya. ()