Balioke.co – Ada empat keterampilan penting yang harus diajarkan oleh para guru kepada siswa dalam menyiapkan masa depan mereka. Pertama, Keterampilan Dasar, keterampilan atau kecerdasan dalam mengolah rasa, jiwa, hati dan raga. Kedua, Keterampilan Instrumental, sebuah keterampilan atau kecerdasan dalam penguasaan teknologi yang sesuai dengan zamannya. Ketiga, Keterampilan atau Kecerdasan Kebangsaan, serta yang keempat adalah Keterampilan Global.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan DI Yogyakarta Didik Wardaya, SE, M.Pd. dihadapan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dalam acara pembukaan Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi di The Rich Hotel Jogja, Yogyakarta.
Selanjutnya Didik Wardaya, SE, M.Pd. dalam kesempatan tersebut juga memaparkan salah satu tujuan penting dari penyelenggaraan pelajaran PPKn di sekolah, yaitu dalam rangka memunculkan warga negara yang bertanggung jawab. Hal ini selaras dengan agenda ketiga pembekalan siswa kedepan yakni keterampilan atau kecerdasan kebangsaan.
Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi di Yogyakarta akan berlangsung dari tanggal 14 – 16 Februari 2022. Acara diikuti oleh 25 peserta. Khusus angkatan ini, atas saran pihak Dinas Pendidikan Yogyakarta, peserta hanya diikuti oleh guru pengampu mata pelajaran PPKn.
Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi diselenggarakan oleh Paramadina Institute for Education Reform (PIER), Universitas Paramadina, bermitra dengan Konrad Adenauer Stiftung (KAS), sebuah yayasan dari Jerman yang telah lebih dari 50 tahun menjalankan program di Indonesia.
Dalam pembukaan acara ini, KAS hadir memberikan sambutan secara online, yang diwakili oleh Ari Dharma Stauss. Ari banyak menjelaskan tentang sejarah KAS dan kiprahnya dalam penanganan masalah-masalah demokrasi dan HAM di seluruh dunia.
Ari juga menyampaikan bahwa program Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi yang sedang berlangsung ini, sepenuhnya dibiayai oleh KAS. Dana yang dipakai oleh KAS untuk berbagai program dukungan pada demokrasi dan HAM di seluruh dunia adalah dana yang diperoleh dari pajak rakyat Jerman.
PIER Universitas Paramadina dalam hal ini sebagai penyelenggara dan bertanggungjawab penuh atas desain dan materi pelatihan. Djayadi Hanan, sebagai direktur eksekutif PIER Universitas Paramadina dalam sambutanya menyampaikan arti penting pelatihan demokrasi untuk para guru, khususnya guru PPKn.
Diantaranya, guru turut bertanggungjawab dalam menyiapkan pemimpin Indonesia masa depan. Tentu pemimpin yang demokratis karena negara kita adalah negara demokrasi. Kedua, bagaimana guru mampu menghidupkan nilai demokrasi dalam interaksinya dengan siswa di sekolah bukan hanya mengajarkannya. Ketiga, bagaimana mengajarkan demokrasi secara demokratis, karena sangat mungkin terjadi, demokrasi disampaikan dengan cara yang tidak demokratis.
Program ini juga berada dalam koordinasi Kementerian Dalam Negeri dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan DI Yogyakarta dalam rekrutmen peserta. Adapun nara sumber pelatihan berasal dari Kemendagri: Danang Binuko, M.Si., dan dari PIER Universitas Paramadina: Dr. Mohammad Abduhzen, M.Hum., Djayadi Hanan, Ph.D., Hilal Tri Anwari dan Umar Abdullah, Ph.D.
Kegiatan yang berlangsung di tengah naiknya level PPKM Yogyakarta dari level 1 ke level 3 sepenuhnya dilangsungkan dengan prokes yang ketat. Di antaranya terlihat dari pembatasan jumlah peserta. Aula Edelweis yang dipakai untuk pelatihan ini seharusnya mampu menampung lebih dari 100 peserta namun karena pertimbangan kesehatan, peserta dibatasi hanya 25 orang. Peserta juga wajib menunjukkan surat negatif antigen, scan barcode peduli lindungi dan senantiasa mengenakan masker selama di aula pelatihan. (*/red)